STASE KEPERAWATAN ANAK
LAPORAN PENDAHULUAN
BBLR ( Berat Badan lahir Rendah)
Oleh :
Sri Nurniati S.Kep
PROGRAM PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011
LATAR BELAKANG
Dalam beberapa
dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan
dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka
kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan
berat badan lahir rendah. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah
premature baby dengan low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah =
BBLR ), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr
pada waktu lahir bukan bayi premature.
Menurut data angka
kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24
%. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan
73 % dari seluruh kematian di sebabkan oleh BBLR ( Prawirohardjo, 2005 )
Melihat dari kejadian terdahulu
BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang
mengalamai kehamilan yang beresiko karena dilihat dari frekuensi BBLR di Negara
maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %, di Negara berkembang berkisar antara 10 – 43
%. Dapat di dibandingkan dengan rasio antara Negara maju dan Negara berkembang
adalah 1 : 4.
Kematian perinatal
pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada
umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami
gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Prognosis akan lebih buruk lagi
bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan
oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi
pneumonia, perdarahan intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat
kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara,
IQ yang rendah, dan gangguan lainnya.
A. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang BB <
2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). BBLR dapt dibagi menjadi 2 golongan :
1.
Prematur murni.
Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk
masa kehamilan (NKB- SMK).
2.
Dismaturitas
Bayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu,
berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi
yang kecil untuk masa kehamilannya. (KMK).
B. Etiologi
a)
Faktor Ibu
1)
Penyakit, penyakit yang
berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik
dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
2)
Usia ibu, angka kejadian prematuritas
tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran
terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
3)
Keadaan sosial ekonomi, keadaan
ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi
teradapat pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan
gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula
kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah,
ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir perkawinan yang
sah.
4)
Sebab lain, karena ibu merokok,
ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
b)
Faktor Janin
Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan
kelainan kromosom.
c)
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran
tinggi radiasi dan zat-zat tertentu.
C. Klasifikasi
- Bayi berat badan lahir rendah (BBLR): bayi yang lahir dengan BB kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi.
- Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstrem rendah: bayi yang lahir dengan BB kurang dari 1000 gram.
Berat
badan lahir sangat rendah: bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500
gram.
- Berat badan lahir rendah sedang: bayi yang lahir dengan BB antara 1501 – 2500 gram
- Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi: bayi yang lahir dengan BB berada di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intrauterin.
- Retardasi pertumbuhan intrauterine (Intrauterine Growth Retardation/IUGR): ditemukan pada bayi yang pertumbuhan intrauterinenya mengalami retardasi (terkadang digunakan sebagai istilah yang lebih deskriptif untuk bayi kecil untuk masa gestasi).
- Bayi besar untuk usia gestasi: bayi yang BB-nya berada di atas presentil ke-90 pada kurva perumbuhan intrauterine.
D. Patofisiologi
Semakin kecil dan
semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya. Beberapa faktor
yang memberikan efek pada masalah gizi;
- Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
- Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan BBLC.
- Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi pneoumonia belum berkembang denan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu. Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm mempunyia
lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi amilase pankreas
dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak dan karbohidrat
juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang diperlukan untuk mencerna
susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang
belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang
meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral.
Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding dengan BB dan
sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan
kebutuhan akan kalori.
E.
Pathway
F. Manifestasi
klinik
a.
Bayi Premature
•
BB < 2500 gr
•
PB < 45 cm
•
LD < 30 cm
•
LK < 33 cm
•
Kepala > badan
•
Kulit tipis transparan, lanugo
banyak
•
Ubun-ubun dan sutura lebar
•
Genetalia immature
•
Rambut halus, tipis, teranyam
•
Elastisitas daun telinga kurang
•
Tangis lemah
•
Tonus otot leher lemah
b.
Bayi KMK, dibagi dalam stadium :
- I
= Kurus relatif lebih panjang,
kulit tipis & kering
- II
= I + warna kehijauan pada kulit,
plasenta, umbilicus
- III
= I + warna kuning pada kulit,
kuku dan tali pusat
manifestasi
klinik bayi premature
E Reflek moro (memeluk) (+), reflek menghisap, menelan, batuk belum
sempurna
E Bila lapar, menangis, gelisah, aktifitas bertambah, bila dalam 3 hari
hal ini tidak tampak bayi menderita infeksi / perdarahan intrakarnial
E Nafas belum teratur
E Pembuluh darah kulit diperut terlihat banyak
E Jaringan mamae belum sempurna, putting susu belum terbentuk dengan baik
G. Penatalaksanaan
bayi bblr
1.
Pengaturan Suhu
Pertahankan dalam suhu 36,5 –
37 ºC
Ø Luas permukaan tubuh > BB Ô Peningkatan kehilangan cairan & panas tubuh melalui kulit
Ø Tipisnya lemak coklat (Brown Fat) Ôke-2 scapula
Ø Lemak subcutas tipis
Ø Letakkan pada tempat yang hangat (lampu), kering, dalam incubator,
menunda memandikan bayi & gunakan metode kanguru.
2.
Nutrisi
Ø reflek menghisap dan menelan negatif
Ø Kapasitas lambung sedikit & enzim pencernaan (lipase) kurang
Ø Berikan ASI/PASI dengan dot/sendok sedikit demi sedikit ± 60 cc / Kg BB/ hari pada hari I, dinaikkan setiap hari sampai 200 cc /
Kg BB sehari pada minggu ke II
Ø Cadangan glikogen dalam hati sangat sedikit ®Hipoglikemia
Ø Perhatikan cara memberikan ASI/PASI dengan benar!!
Ø Lakukan pijat bayi !!
3.
Bayi BBLR mudah terkena infeksi :
Oleh sebab itu :
Ø Pisahkan bayi BBLR dengan bayi yang terinfeksi
Ø Cuci tangan sebelum & sesudah memegang bayi
Ø Jangan merawat bayi bila sedang menderita infeksi saluran nafas
(gunakan masker)
4.
Bayi BBLR bila terjadi kesulitan bernafas :
Ø Cegah terjadi kedinginan dan infeksi
Ø Beri ASI/PASI sedikit demi sedikit & sesering mungkin
Ø Bila terjadi sesak lakukan :
-
Bersihkan jalan nafas
-
Jaga suhu tubuh bayi
-
Berikan oksigen jika tampak
tanda-tanda cyanosis
H. Masalah yang mungkin muncul
Masalah yang sering dihadapi bayi BBLR adalah imaturitas organ-organ tubuh
karena lahir kurang bulan. Beberapa gangguan akibat belum matangnya organ-organ
tersebut:
- Sistem pengaturan tubuh yang belum matur, menyebabkan BBLR membutuhkan perawatan khusus dalam inkubator.
- Sistem imunologi yang belum berkembang dengan baik menyebabkan bayi sangat rentan terhadap infeksi.
- Imaturitas sistem syataf pusat menyebabkan mudahnya terjadinya perdarahan peribentruker.
- Imaturitas paru memudahkan terjadinya penyakit membran hialin.
- Imaturitas metabolisme bilirubin mempermudah terjadinya hiperbiliribinemia.
- Imaturitas saluran pencernaan mempermudah terjadinya sindrom malabsorbsi.
I. Faktor risiko BBLR
- Ibu berusia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Anemia.
- Malnutrisi.
- Anak kembar.
J. Komplikasi prematuritas
1.
Sindroma aspirasi mekonium
(kesulitan bernafas).
2.
Hipoglikemi simtomatik.
3.
Asfiksis neonatorum
4.
Penyakit membran hialin.
5.
Hiperbilirubinemia.
1. Pengkajian
a)
Aktivitas / istirahat
Bayi mungkin sadar 2-3 jam beberapa hari pertama tidur
sehari rata-rata 20 jam.
b)
Pernafasan
Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah
persalinan SC atau presentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal
dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen, perhatikan adanya secret yang
mengganggu pernafasan, mengorok dan pernafasan cuping hidung.
c)
Makanan dan cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram, kurang dari 2500 gram
menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan.
Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum dengan tetes ASI /sonde
karena refleks menelan BBLR belum sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi baru
lahir 120-150 ml/kg/BB/hari.
d)
Berat badan
Kurang dari 2500 gram
e)
Suhu
BBLR mudah terjadi hipotermi, oleh karena itu suhu tubuh
BBLR harus selalu di jaga dan di pantau.
f)
Integumen
Pada BBLR biasanya terdapat tanda-tanda kulit tampak
mengkilat dan kering
K. Diagnosa yang mungkin muncul
1.
Pola nafas tidak efektif b/d
imaturitas organ pernafasan
2.
Risiko ketidakseimbangan
temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang, paparan lingkungan
dingin/panas.
3.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan ingest/digest/absorb
4.
Ketidakefektifan pola minum bayi
b/d prematuritas
5.
Hipotermi b/d paparan lingkungan
dingin
Doenges M.E. at al., 1992,
Nursing Care Plans, F.A. Davis Company, Philadelphia
Donna L. Wong, 2004, Pedoman
Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Hudak C.M., 1994, Critical
Care Nursing, Lippincort Company, Philadelphia.
Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku
Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, EGC, Jakarta
Joane C. Mc. Closkey, Gloria M. Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby Year-Book, St. Louis
Marion Johnson, dkk, 2000, Nursing
Outcome Classifications (NOC), Mosby Year-Book, St. Louis
Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing
Diagnoses: Definition & Classification 2001-2002, NANDA
RENCANA KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa
keperawatan
|
Tujuan
dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
imaturitas organ pernafasan
|
NOC :
v Respiratory status : Ventilation
v Respiratory status : Airway patency
v Vital sign Status
Kriteria Hasil
:
v Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed lips)
v Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
v Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
|
NIC :
Airway Management
·
Buka
jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
·
Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi
pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
·
Lakukan
fisioterapi dada jika perlu
·
Keluarkan
sekret dengan batuk atau suction
·
Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
·
Berikan
bronkodilator bila perlu
·
Berikan
pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
·
Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
·
Monitor
respirasi dan status O2
Oxygen Therapy
v Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
v Pertahankan jalan nafas yang paten
v Atur peralatan oksigenasi
v Monitor aliran oksigen
v Pertahankan posisi pasien
v Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
v Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign
Monitoring
|
·
untuk mencegah adanya
penyempitan jalan nafas.
· posisi ini menghasilkan perbaikan oksigenasi,
pembrian makan ditoleransi dengan lebih baik, dan lebih mengatur pola tidur.
· Menentukan pentingnya pemasangan
alat jalan nafas buatan
· Mengeluarkan sekret
· Membersihkan jalan nafas
· Mengevaluasi bersihan jalan nafas
· Mengencerkan sekret dan sputum
· Menjaga kelembaban udara pernafasan
· Mengghyindari dehidrasi
· Mengevaluasi keadaan pernafasan dan
oksigenasi pasien
-
Menjaga kebersihan jalan nafas
-
Memastikan aliran oksigen
-
Terjangkau dan memudahkan
tindakan perawat
-
Menjaga kepatenan pemberian
-
Membantu kepatenan jalan nafas
-
Mengetahui secara dini kelainan
pernafasan
-
Mencegah kecemasan pasien
terhadap tindakan
- Memonitor keadaan umum pasien
- Mengetahui keadaan tekanan darah dan keadaan
- Mengetahui perbedaan dan perubahan tekanan darah
- Mengevaluasi kepatenan pemeriksaan
- Mengetahui pengaruh aktifitas terhadap vital sign
- Mengetahui kemampuan jantung dalam memaompakan darah
- Mengetahui keadaan pernafasan pasien
- Mengetahui kelaianan pada paru
- Mengetahui gangguan pernafasan pasien
- Mengevaluasi oksigensai jaringan
- Mengevaluasi oksigenasi jaringan perifer
|
2
|
Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh berhubungan
dengan BBLR, usia kehamilan kurang, paparan lingkungan dingin/panas
|
NOC :
v
Hydration
v
Adherence Behavior
v
Immune Status
v
Infection status
v
Risk control
v
Risk detection
|
NIC :
Temperature Regulation (pengaturan suhu)
§ Monitor suhu minimal tiap 2 jam
§ Monitor TD, nadi, dan RR
§ Monitor warna dan suhu kulit
§ Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
§ Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
§ Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
§ Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
§ Berikan anti piretik jika perlu
|
-
Untuk memonitor suhu tbuh
-
Mengetahui keadaan umum pasien
-
Mengetahui keadaan suhu dengan visual
kulit
-
Untuk mncegah dehidrasi evaporasi
-
Membantu mencegah keletihan pada pasien
-
Memberikan pemahaman kepada pasien
-
Menurunkan suhu tubuh.
|
3
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan ingest/digest/absorb
|
NOC :
v
Nutritional Status :
v
Nutritional Status : food and
Fluid Intake
v
Nutritional Status : nutrient
Intake
v
Weight control
Kriteria Hasil :
v
Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan
v
Beratbadan ideal sesuai dengan
tinggi badan
v
Mampumengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
v
Tidk ada tanda tanda malnutrisi
v
Menunjukkan peningkatan fungsi
pengecapan dari menelan
v
Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
|
NIC :
Nutrition Management
§ Berikan substansi gula
§ Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
§ Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
|
-
Mencegah dan mensuplay kalori
-
Mensuplai asupan gizi
-
Mengetahui masukan nutrisi pasien
-
Kelaurga mampu berperan serta aktif dalam keperawatan
-
Mengevaluasi masukan nutridsi
|
4
|
Ketidakefektifan pola minum bayi berhubungan
dengan prematuritas
|
NOC :
·
Breastfeeding Estabilshment :
infant
·
Knowledge : breastfeeding
·
Breastfeeding Maintenance
Kriteria Hasil :
v
Klien dapat menyusui dengan
efektif
v
Memverbalisasikan tehnik untk
mengatasi masalah menyusui
v
Bayi menandakan kepuasan menyusu
v
Ibu menunjukkan harga diri yang
positif dengan menyusui
|
NIC :
Breastfeeding
assistance
v
Fasilitasi kontak ibu dengan
bayi seawal mungkin (maksimal 2 jam setelah lahir )
v
Sediakan kenyamanan dan privasi selama menyusui
v
Monitor kemampuan bayi untuk menggapai
putting
v
Dorong ibu untuk tidak membatasi
bayi menyusu
v
Instruksikan perawatan putting
untuk mencegah lecet
v
Diskusikan penggunaan pompa ASI
kalau bayi tidakmampu menyusu
v
Dorong ibu untuk minum jika
sudah merasa haus
|
-
Mengenalkan bayi kepada ibunya
-
Meningkatkan nyaman akan meningkatkan
motivasi menyusui
-
Menentukan tindakan lanjutan bila bayi
tidak bisa menyusui
-
Ibu mengetahui kebutuhan bayi menyusui
-
Meningkatkan kenyamanan bayi dan ibu
dalam menyusui
-
Membantu mengeluarkan ASI
-
Mensuplai masukan cairan untuk
memproduksi susu
|
5
|
Hipotermi berhubungan dengan paparan
lingkungan dingin
|
NOC :
v Thermoregulation
v Thermoregulation : neonate
Kriteria Hasil :
v Suhu tubuh dalam rentang normal
v Nadi dan RR dalam rentang normal
|
NIC :
Temperature
regulation
§ Monitor suhu minimal tiap 2 jam
§ Monitor TD, nadi, dan RR
§ Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
§ Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
§ Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
§ Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
§ Berikan anti piretik jika perlu
|
-
Mengevaluasi suhu tubuh pasien
-
Mengetahui keadaan suhu pasien
-
Mengevaluasi sedini mungkin adanya kelaianan suhu
-
Mencegah kehilangan kehangatan lewat kulit
-
Menurunkan suhu tubuh
|
Tidak ada komentar:
Write komentar