PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Banyak orang berangapan bahwa filsafat sukar
dan susah untuk dipelajari. Pelajaran tentang Filsafat banyak kita jumpai di berbagai
Universitas. Yang materinya susah untuk di baca dan sukar untuk di mengerti,
namun susah dan sulitnya itu masih dapat kita dipelajari, banyak faidah
mempelajari filsafat diantaranya : agar terlatih berfikir serius, agar mampu
memepelajari filsafat agar mungkin menjadi filosof. Filsafat berasal dari
seorang ilmuwan yang terkenal yaitu Thales, ia mengatakan bahwa “segala sesuatu
itu terbuat dari air”. Thales adalah sosok legendaris pada masa hidupnya.
Thales sangat terkenal karena bisa meramalkan terjadinya gerhana yang menurut
para Astronom memang terjadi, bukti lain, menunjukan bahwa aktivitas Thales
paling tepat jika di tempatkan pada periode ini.[1]
Banyak
pemikiran-pemikiran dari ilmuwan yang pemikirannya masih digunakan sampai
sekarang. Misalnya menurut Aristoteles, Thales berpendapat bahwa “air adalah
subtansi dasar yang membentuk segala hal lainnya”, dan ia mengatakan bahwa
“bumi terapung di atas air. Berdasarkan penuturan Aristoteles, Thales juga
mengatakan bahwa “magnet memiliki jiwa karena bisa mengerakan besi”. Dan masih
banyak lagi argumen-argumen untuk membuktikan bahwa segala sesuatu terbuat dari
air, misalnya Anaximander yang memiliki argumen bahwa untuk membuktikan
subtansi asali bukan air atau unsur lain.[2]
2. Rumusan
masalah
1. Bagaimana
cara mempelajari Filsafat ?
2. Bagaimana sejarah mazhab Milesian pada masa Yunani ?
PEMBAHASAN
A. Cara Mempelajari Filsafat
Filsafat adalah buah pikiran Filosof dan pertama yang perlu kita
ketahui bahwa isi Filsafat sangat amat luas, fisafat yaitu segala yang ada dan
mungkin ada. Dalam pengertian lain Filsafat adalah cabang pengetahuan yang
tertua.
Ada tiga macam cara mempelajari Filsafat :
Metode Sistematis berarti
pelajar menghadapi karya Filsafat, misalnya mula-mula pelajar menghadapi
teori pengetahuan yang terdiri dari atas beberapa cabang ilmu Filsafat.
Adapun Metode Historis digunakan bila
para pelajar mepelajari Filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah
pemikiran.
Adapula Metode Kritis digunakan oleh
mereka dan mempelajari Filsafat tingkat Intensif, dan setidaknya pelajar telah
memiliki banyak pengetahuan tentang Filsafat.[3]
Sebelum mempelajari lebih
dalam tentang sejarah Filsafat, adakalanya kita perlu mengetahui para Filosofi terdahulu.
THALES
Thales (624-546SM), orang Miletus itu, mendapat gelar bapak
Filsafat karena dialah yang mula-mula berfisafat, gelar itu diberikan karena ia
mengajukan pertanyaan yang amat mendasar.[4]
ANAXIMANDER
Anaximander mencoba menjelaskan bahwa Suntansi pertama itu bersifat
kekal dan ada dengan sendirinya. Anaximander mengatakan itu udara. Udara
merupakan segala sumber kehidupan demikian alasannya.[5]
SOCRATES
Ajaranya bahwa semua kebenaran itu relative telah mengoyahkan
teori-teori sains yang mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan
kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan, inilah sebabnya Socrates harus
bangkit.[6]
PLATO
Plato merupakan salah seorang murid dan sahabat Socrates, ia
memperkuat pendapat gurunya itu, menurut Plato, kebenaran umum (defenisi) itu
bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif. Seperti pada Socrates,
Pengertian umun itu telah tersedia di “sana” di alam idea, defenisi pada Socrates dapat
saja diartikan tidak memiliki realitas.[7]
ARISTOTELES
Aristoteles, murid dan juga teman serta guru
Plato, adalah mendaapatkan pendidikan yang baik sebelum menjadi Filosof,
keluarganya adalah orang-orang yang tertarik
dalam kebaikan. Sifat berfikir sainstifik ini besar pengaruhnya pada diri
Aristoteles. Oeleh karena itu, Filsafat Aristoteles berbeda dengan warnanya
dengan Filsafat Plato : Sisitematis, amat dipengaruhi oleh metode Empiris.[8]
B.
Sejarah Mazhab Melisian
Pada perjalanan sejarah filsafat, pertama kali
disebutkan bahwa filsafat bermula dari tales, yang mengatakan bahwa segala
sesuatu terbuat dari air. Pernyataan demikian itu tidak merangsang minat para
pemula yang sedang berupaya meskipun kurang bersungguh-sungguh untuk menghargai
filsafat, akan tetapi ada banyak alasan untuk memberikan penghargaan bagi
Thales, meski mungkin lebih sebagai ilmuan dari pada sebagai filsuf. Thales
adalah warga asli militus, di asia kecil,yang merupakan sebuah kota niaga yang
maju.”Di Miletus, pada mulanya rakyat menang dan membunuh para istri dan
anak-anak kaum bangsawan, kemudian kaum bangsawan unggul dan membakar lawan
mereka hidup-hidup, membumi hanguskan tempat-tempat terbuka di tempat itu
dengan oncor yang menyala.”keadaan serupa berlangsung di sebagian kota besar
yang ada di yunani,di masa hidup Thales.[9]
Setiap kota-kota, Miletus mengalami pertumbuhan
ekonomi dan politik yang amat pesat pada abad ke-7 dan ke-6 SM. Pada mulanya
kekuasaan dipegang golongan bangsawan, yang kemudian berangsur-angsur digeser
oleh suatu plutokrasi kaum pedagang kerajaan Lydia terletak disebelah timur
pesisir kota Yunani. Namun tetap membina hubungan dengan kota-kota itu sampai
jatuhnya Nineveh (612 SM) , Namun Lydia malah leluasa untuk mengalihkan
perhatian keBarat, Namun Miletus dapat menjaga hubungan baik, terutama dengan
Croseus ,raja Lydia terakhir. Juga berlangsung hubungan penting dengan raja
Mesir yang bergantung pada tentara bayaran yunani. Pemukiman pertama Yunani di
Mesir berupa benteng yang dialami oleh Serdadu Garnisun dari Miletus. Disinilah
Jereniah dan bnayak pengungsi Yahudi lainnya mencari suaka karena serbuan
Nebuchadrezzar, Mesir memberikan banyak pengaruh pada Yunani, tidak demikian
orang Yahudi. Perihal masa hidup Thales, seperti kita saksikan bukti terkuat
adalah dia terkenal karena bisa meramalkan terjadinya gerhana menurut para
astronom memang terjadi pada tahun 585 SM. Miletus adalah sekutu Lydia dan
Lydia memilki hubungan cultural dengan Babylonia, sementara tentara Babylonia
sudah menemukan bahwa gerhana berlangsung dalam siklus kira-kira 19 tahun.
Mereka dapat meramalkan terjadinya gerhana bulan dengan betul-betul cepat. Dan
begitu yang bisa mereka ketahui paling-paling hanyalah pemikiran kasar bahwa
pada tanggal sekian atau sekian akan terjadi gerhana dan mungkin inilah yang paling-paling
diketahui Thales.[10]
Thales konon pernah melawan ke Mesir dan
kemudian menmperkenalkan ilmu geometri keYunani. Yang diketahui orang Mesir
mengenai geometri terutama hanyalah hitungan-hitungan, bahwa Thales mampu
melakukan pembuktian secara deduktif. Ia telah menemukan bagaimana cara
menghitung jarak kedua kapal dilaut berdasarkan observasi yang dilakukan didua
tempat didarat. Dan bagaimana memperkirakan tinggi sebuah piramid itu. Banyak
rumus geometeri lainnya yang berasal dari Thales,namun rumus-rumus itu agaknya
masih keliru. Menurut Aristoteles ,Thales berpendapat bahwa air adalah subtansi
dasar yang membentuk segala hal, pernyataan bahwa segala sesuatu terbuat dari
air dianggap sebagai hipotesis ilmiah dan sama sekali bukan pendapat yang
tolol. Dua tahun yang lalu, sudah diterima pandangan bahwa segala sesuatu
terbuat dari hydrogen yang dua pengertiannya adalah air. Bangsa yunani memang
kurang cermat dalam membuat hipotesis namun Madzab Milesia setidaknya telah
siap melakukan pengujian secara impiris.[11]
Ada banyak kisah legenda tentang Thales namun
tiada yang lebih diketahui kecuali sedikit fakta yang telah dikemukakan. Ada
beberapa kisah yang diceritakan oleh Aristoteles dalam Politics, “Ia
dicemooh karena miskin, yang dianggap menunjukan bahwa filsafat tak berguna, meski saat itu masih
musim dingin ia tahu bahwa akan terjadi panen buah zaitun yang berlimpah
ditahun depan. Demikianlah dengan uangnya yang tak seberapa itu ia membayar
uang muka untuk menyewa semua alat pengolaan zaitun di Chios. Ketika musim
panen tiba dan banyak membutuhkan semua alat itu segera, ia melepaskan dengan harga sesuka
hati,dan menghasilkan banyak uang. Jadi ia membuktikan pada dunia bahwa para
filsuf bisa kaya dengan gampang jika mereka mau.[12]
Anaximander, filsuf kedua dari Madzab Milesia, yang jauh lebih menarik
ketimbang Thales . Masa hidupnya tidak pasti, namun usianya enam puluh empat
pada tahun 546 SM, dan ada asalan mengganggap informasi itu mendekati kebenaran.
Ia mengatakan bahwa segalanya berasal dari satu subtansi asali, namun subtansi
itu bukan air, seperti yang diyakini thales. Sebab Anaximander beranggapan
bahwa didunia kita hanyalah salah satu dari banyak dunia subtansi asali itu
diubah menjadi berbagai subtansi yang kita kenal dengan subtansi-subtansi itu
saling ditransformasikan menjadi subtansi yang satu atau yang lain, ia
mengutarakan pernyataan penting dan perlu disimak. “Untuk menjadi sesuatu yang
darinya segala sesuatu lainnya meningkatkan diri ,subtansi-subtansi itu harus
musnah sekali lagi, bagaimana sudah ditakdirkan, sehingga bisa menyempurnakan
dan memasukan satu sama lain berdasarkan ketidak-adilan, sesuai dengan
pengaturan waktu.[13]
Gagasan tentang keadilan, baik sifatnya komsis
maupun manusiawi, memainkan peranan dalam agama dan filsafat yunani yang tidak
sepenuhnya mudah dipahami oleh orang modern, bahkan istilah keadilan yang kita
pakai nyaris tak mampu mengungkapkan maksudnya, tetapi sukar untuk menemukan
kata lainnya yang lebih memadai. Demikian pemikiran yang diutarakan anaximander
: mestinya ada api, tanah, air dalam takaran tertentu di dunia, namun
masing-masing unsur itu (yang dikonsepkan oleh dewa) yang terus menerus
berupaya memperbesar kerajaannya sendiri tetapi ada semacam keniscayaan atau
hukum alam yang senantiasa mengembalikan ke seimbangan; jikalau telah ada api
maka umpannya tentu ada abu, yang tak lain adalah tanah. Konsepsi tentang
keadilan yakni tidak dilampauinya batas-batas tertentu yang abadi adalah salah
satu keyakinan orang yunani yang paling mendalam. Dewa-dewa pun taat kepada keadilan sama persis
sebagaimana manusia, namun kekuatan
agung itu pada dirinya sendiri tidak bersifat personal, dan bukan pula tuhan
yang maha kuasa.[14]
Anaximander memiliki argumen untuk membuktikan
bahwa subtansi asali itu bukan air atau unsur manapun yang dikenal. Jika salah satu suntansi itu bersifas asali
maka suntansi itu mengalahkan yang lain. Menurut Aristoteles, Anaxsimander
mengatakan bahwa unsu-unsur yang dikenal itu saling beroposisi. Udara bersifat
dingin, air basah, dan api panas “dan kerana itu, jika salah satu subtansi itu
asali subtansi lain tentu sudah penuh saat ini”. Subtansi asali, dengan
demikian harus bersifat netral ditengah perselisihan komsis ini. Anaximander
memiliki keingitahuan ilmiah yang besar. Ia konon adaalah orang pertama yang
membuat peta. ia berpendapat bahwa bumi itu berbentuk seperti selinder, biasa kita
dengar bahwa matahari sama besarnya dengan bumi, atau dua puluh tujuh kali atau
dua puluh delapan kali lipat besarnya, selain Anaximander yang berwatak ilmiah
dan rasionalistik. Anaximenes, tokoh terakhir dari tri tunggal Milesian,
sebenarnya kurang begitu menarik dibandingkan Anaximander, namun ia membuat
beberapa kemajuan penting. Masa hidupnya sangat tidak pasti ia jelas muncul
setelah Anaximander dan ia jelas sudah dewasa sebelum tahun 494 SM. Menurutnya
subtansi yang paling mendasar adalah udara ;api adalah udara yang encer; jika
dipadatkan, pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan
menjadi tanah, dan akhirnya menjadi batu. Arti penting teori ini adalah membuat
perbedaan berbagai kuantitas suntansi, yang sepenuhnya tergantung pada tingkat
kepadatannya. Dan ia pun berpendpat bahwa bumi berbentuk seperti meja bundar,
bahwa udara melingkupi segala sesuatu : “bagimana jiwa kita yang tak lain
adalah udara, persatukan kita bersama, demikian pula nafas dan udara melingkupi
seluruh dunia”. Dikesankan disini bahwa duniapun bernafas.Anaximenes lebih dihormati dari pada anaximander, meskipun hampir
seluruh dunia moderen memberikan penilaian yang sebaliknya. Kaum pythagoras
sudah berpendapat bahwa bumi berbentuk seperti bola,namun kaum atomis tetap
menganut pandangan anaximenes bahwa bumi berbentuk seperti piringan.[15]
Mazhab Milesian penting bukan karena apa yang
di capainya,namun karena apa yang di upayakanya. Kemunculannya didorong antara
pemikiran Yunani dengan Babilonia dan Mesir. Miletus adalah kota niaga yang
makmur, dimana prasangka tahayul dan primitif diperlunak karena pergaulanya
dengan berbagai bangsa.[16]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada dasarnya sejarah filsafat berawal dari
Thales,ia merupakan seorang filosof yang amat melegenda,berbagai
pemikiran-pemikiran telah ia kemukakan,walaupun filsafat Thales memang masih
mentah, namun demikian mampu merangsang pemikiran dan obserfasi.Thales memiliki
semangat yang tinggi sehingga ia mampu membuktikan bahwa dirinya seorang tokoh
filsafat.
Bukan hanya Thales, masih banyak berbagai
tokoh-tokoh lainya yang merupakan filosof Tersohor,walaupun sosoknya telah
tiada namun pemikiranya sampai sekarang masih ada dan dizaman sekarang
pemikiranya amat sangat berguna,buktinya banyak para peneliti yang menggunakan
teorinya sebagai penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
v Bernard,Russel,2007,Sejarah
Filsafat Barat,Yogyakarta,Pustaka Pelajar.
v Tafsir,Ahmad,2009,Filsafat
Umum,bandung,Remaja Rosdakarya.
[1] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka pelajar.Yogyakarta,cet
ke-3,2007.hal.31
[2] Ibid.hal.31
[3] Prof.DR.Ahmad Tafsir,Filsafat Umum,PT.Remaja
Rosdakarya.Bandung,2009,hal.20-21.
[4] Ibid.hal.48.
[5] Ibid.hal.48.
[6] Ibid.hal.53.
[7] Ibid.hal.57.
[8] Prof.DR.Ahmad Tafsir,Filsafat Umum,PT.Remaja Rosdakarya.Bandung,2009,hal.59-60.
[9] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka
pelajar.Yogyakarta,cet ke-3,2007.hal.31.
[10] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka
pelajar.Yogyakarta,cet ke-3,2007.hal.32.
[11] Ibid.hal.33.
[12] Ibid.hal.34.
[13] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka
pelajar.Yogyakarta,cet ke-3,2007.hal.34.
[14] Ibid.hal.35.
[15] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka
pelajar.Yogyakarta,cet ke-3,2007.hal.35-36.
Tidak ada komentar:
Write komentar